Relasi Diplomatik Vatikan-Indonesia

Saya dengan gembira mempersembahkan website Apostolic Nunciature (Kedutaan Tahta Suci – Kedutaan Vatikan) di Indonesia dan kepada Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Dalam kapasitas saya sebagai Nunsius Apostolik (Duta Besar Takhta Suci – Duta Besar Vatikan) di Jakarta dan ASEAN, saya juga merasa terhormat untuk menyampaikan kepada Anda semua salam pribadi dan hormat dari Yang Tersuci Paus Fransiskus, beserta Berkat Apostolik-Nya .

Hubungan diplomatik antara Takhta Suci dan Indonesia didirikan pada awal tahun 1950. Bahkan, pada tanggal 4 Januari tahun itu, Tahta Suci memberikan pengakuannya atas Republik Indonesia Serikat dan, 6 hari kemudian, pada tanggal 10 Januari, kedua Pihak sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik dan mendirikan Kedutaan Besar masing-masing di Jakarta dan di Roma.

Pada 16 Maret 1950, H.E. Mgr. George de Jonghe d’Ardoye ditunjuk sebagai Perwakilan Paus pertama di Indonesia dan menyerahkan Surat Kepercayaan kepada Presiden Sukarno pada 6 April berikutnya. Demikian pula, Duta Besar Sukardjo Wirjopranoto, pada 25 Mei 1950, menyampaikan Surat Pernyataan Kepada Paus Pius XII, yang mengakreditasi dia sebagai Utusan Luar Biasa untuk Takhta Suci. Dengan demikian, hubungan diplomatik antara Takhta Suci dan Indonesia secara resmi dimulai, dan telah secara konstan diperkuat dan dibina hingga hari ini.

Hubungan-hubungan yang begitu membahagiakan antara Indonesia dan Takhta Suci, juga merupakan buah dari kehadiran Gereja Katolik yang sangat panjang dan bermanfaat di Negara ini. Secara umum, kita dapat mempertimbangkan permulaannya pada abad ke-16, ketika para misionaris Katolik tiba di Kepulauan Maluku. Kongregasi Para Imam Jesuit, yang termasuk para penginjil pertamanya, memiliki tempat khusus, dengan sosok St. Fransiskus Xaverius yang berkhotbah di Ambon, Ternate, dan Halmahera pada tahun 1546 dan 1647. Para biarawan Dominikan dan Fransiskan juga sangat aktif di Flores dan Timor, serta di Kalimantan dan Jawa. Melayani Gereja Katolik di Negara ini adalah tujuan dan alasan utama pembentukan Nunsiatur Apostolik, guna lebih meningkatkan komunikasi antara Takhta Suci, sebagai pusat Gereja Universal, dan keuskupan-keuskupan, atau Gereja-Gereja Lokal, di Indonesia.

Pertumbuhan dan penyebaran Gereja Katolik di Negara ini, dengan sikap untuk berdialog dengan budaya dan agama yang hadir di sini, juga mendorong Takhta Suci untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Indonesia, dalam rangka saling bekerja sama dalam melayani dan memupuk nilai-nilai moral, perdamaian, serta dialog agama dan kebebasan.

Alasan yang sama tersebut merupakan dasar hubungan diplomatik antara Takhta Suci dan ASEAN, yang didirikan pada 23 Maret 2011, serta kolaborasi bersama mereka untuk mempromosikan kegiatan di bidang dialog antaragama di Kawasan Asia Tenggara, guna memperkuat pemahaman agama dan toleransi.

Dengan memastikan bahwa Perwakilan Diplomatik ini sepenuhnya berbakti dalam tugas yang sangat penting ini untuk kebaikan bersama, saya menyampaikan kepada Anda semua harapan dan salam hormat saya.

Uskup Agung Piero Pioppo

Apostolik Nuncio

Current Events & Updates

Christmas 2023

  • Posted by Nunciature Admin
  • On December 29, 2023

Misa untuk Sri Paus – 14 November 2023

  • Posted by Nunciature Admin
  • On November 22, 2023